Probolinggo (25 Oktober 2024) – Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memaksimalkan pendapatan Perhutani dari pengelolaan sumber daya hutan, Perhutani Probolinggo menggelar sosialisasi secara totalitas mengenai pemanfaatan sistem agroforestri di kawasan hutan.
Acara ini dihadiri oleh para petani hutan, tokoh masyarakat, serta pihak-pihak terkait yang memiliki kepentingan dalam pengelolaan hutan secara berkelanjutan.
Agroforestri, yang menggabungkan praktik kehutanan dengan pertanian, menjadi salah satu solusi efektif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar hutan tanpa merusak ekosistem.
Kepala Perhutani KPH Probolinggo Aki Leander Lumme, S.Hut. melalui Kepala Seksi Produksi dan Ekowisata Engkus Somantri menyatakan bahwa sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada masyarakat tentang manfaat dari model pengelolaan hutan yang berkelanjutan melalui agroforestri.
“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat di sekitar kawasan hutan dapat memanfaatkan lahan secara optimal, meningkatkan produktivitas pertanian sambil tetap menjaga fungsi ekologis hutan secara legal, ” ujar engkus.
Selama sosialisasi, Perhutani memaparkan berbagai aspek legal, teknis terkait agroforestri, termasuk pilihan komoditas tanaman yang sesuai dengan kondisi hutan, teknik budidaya yang ramah lingkungan, serta bagaimana sistem agroforestri dapat berkontribusi pada ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi masyarakat.
Dengan adanya kombinasi antara tanaman kehutanan dan pertanian, masyarakat diharapkan dapat memperoleh hasil yang berkelanjutan, baik dari sektor kehutanan maupun pertanian.
Pendekatan agroforestri ini juga dinilai mampu meminimalkan risiko kerusakan lingkungan yang sering kali terjadi akibat konversi lahan hutan secara ilegal atau praktik pertanian yang tidak ramah lingkungan.
Baca juga:
Tony Rosyid: Demokrat, Berhentilah Meratap
|
Dalam presentasinya, Kepala Sub Seksi Agroforestri dan Ekowisata Atik Jatin Rahayu menjelaskan bahwa pendekatan ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara ekonomi, sosial, dan ekologi di kawasan hutan.
Perhutani juga berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat dalam proses implementasi sistem agroforestri, dengan, pendampingan teknis, serta akses ke pasar bagi produk-produk yang dihasilkan.
Diharapkan, model kerjasama ini dapat memacu pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus mendukung program nasional dalam meningkatkan ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan.
Sosialisasi ini mendapat respon positif dari masyarakat yang hadir. Banyak dari mereka menyatakan kesiapannya untuk menerapkan model agroforestri di lahan-lahan yang mereka kelola, dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga sekaligus berkontribusi pada pendapatan Perhutani serta negara dan jg dalam hal pelestarian hutan.
“Agroforestri adalah solusi yang win-win, kami bisa bertani tanpa harus merusak hutan, dan hasilnya juga bisa lebih stabil karena ada dukungan dari Perhutani, ” ungkap salah satu peserta sosialisasi.
Dengan semakin tingginya minat masyarakat terhadap agroforestri, Perhutani Probolinggo optimis bahwa program ini dapat menjadi pilar utama dalam pengelolaan hutan berkelanjutan di wilayahnya, sekaligus sebagai langkah konkret dalam meningkatkan pendapatan Perhutani dan masyarakat melalui pengelolaan hutan yang bertanggung jawab.@Red.